Juni 2023: Makhluk Luar Bumi (MLB)


Inikah akhirnya?


Akhir ketika manusia berada di ujung peradabannya dan jenisnya akan digantikan oleh jenis lain? Ketika angka kelahiran menurun dan kematian meningkat, wabah penyakit tak bisa dikendalikan, dan teknologi yang dipuja-puja bagai Tuhan kini menimbulkan kerusakan luar biasa hingga menyebabkan kepunahan. Mungkinkah inilah juga ganjarannya?


“Hei, berhenti melamun!”


“Oh, sialan!” kataku tersentak kaget ketika tongkat elektrik perak milik CJ-X25 itu menyengat bahuku.


Aku menoleh sekilas ke belakang, dan dia, CJ-X25 sesuai kode yang tertulis di dada pakaian mirip astronotnya, malah menyengatku lagi. Sialan, makhluk satu ini memang seenaknya saja.


“Maju!” Suaranya terdengar aneh, seperti saat kau mendengar orang bicara lewat panggilan telepon, teredam oleh sebuah benda, lalu hasil akhirnya menyatu bersama sesuatu yang  sama sekali berbeda.


Nyaris enam bulan sejak  proses invasi awal yang dilakukan oleh Makhluk Luar Bumi (MLB) itu, aku—maksudnya kami atau kita karena sebagian wilayah bumi telah diambil alih—diperlakukan seperti gembala.  Maju,  mundur, berhenti, jangan berhenti, diam di tempat, jangan banyak omong, dan perintah-perintah lainnya yang terdengar oleh kami, mau tidak mau harus dipatuhi. Kalau tidak menurut, ya, siap-saja kena sengat tongkat elektrik  makhluk luar itu.


Hari ini, hari ke-72 aku berada berada di pos Xeveyzk, sebelum MLB dari klan Juniper—sebenarnya alien, tapi mereka sendiri benci kalau dipanggil alien—datang mengambil alih, tempat ini dulunya bernama Winden. Dan ini adalah pos keduaku setelah yang pertama di Jonggol, sekarang bernama Moxtzy atas penguasaan klan Wester.


Satu-satunya alasan aku berada di sini adalah karena CW-V91, MLB yang mengambil rupa seorang gadis menawan berdarah AsiaMeric yang bernama Suzy. Aku jatuh cinta padanya, yang mana sesuai Undang-Undang Universal baru bernomor MLB-II97, pasal XVII, aku sebagai jenis lama penghuni bumi dilarang keras jatuh cinta pada MLB, yang sekarang adalah jenis penghuni jenis baru di bumi. Dan sesuai hukum berlaku, maka aku akan dikirim ke Koloni yang berada Hexlywf. Namun, ketika akan diterbangkan menuju Hexlywf, salah satu petugas bandara melakukan kesalahan dengan mengirimku ke pesawat A-MLB9X, bukannya A-MLB9V—yang tak lain adalah pesawat menuju Xeveyzk, kepada klan Juniper. Haruskah aku bersyukur karena kesalahan ini?


“Hei, kau!” Aduh, kurasakan sengatan lagi, tapi sekarang malah di badanku. “Jangan bengong! Jalan!”


“Maafkan aku,” kataku tanpa menoleh dan kembali melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat di bawah pengawasan CJ-X25 atas intruksi dari seseorang—sangat tidak pantas jika MLB dianggap sebagai orang.


Tadi pagi, beberapa detik sebelum aku dibangunkan paksa oleh alarm militer, CJ-X25 sudah berdiri di depan pintu kamarku dan langsung memberikan instruksi untuk mengikutinya bahkan sebelum aku sempat memulihkan kesadaranku. Alhasil, dengan terhuyung-huyung aku mengikutinya dan berkali-kali disengat menggunakan tongkat elektriknya. Biadab. Namun sekejap aku tersadar dan teringat akan masa lalu yang jauh dari masa sekarang. Masa di mana ada manusia yang berperan sebagai pengembala dan manusia yang berperan sebagai binatang gembalanya. Kalau dibandingkan kebiadaban MLB ini dengan manusia zaman dulu, mungkin jawabannya adalah sudah kauketahui.


Nyaris satu jam dan lebih dari tujuh kilometer, mungkin, aku digembala CJ-X25 lewat jalan besar, melewati hutan, menerobos sungai, dan sekarang aku menempuh padang rumput. Ke mana dia akan membawaku?


Angin bertiup dan mencium lembut wajahku dengan kecupan tak kasat mata; rumput-rumput melandai ke mana pun angin pergi. Baru kali ini aku merasa benar-benar hidup. Merasa seolah-olah aku sudah merdeka.


“Hei.” Kali ini terdengar suara yang lembut. Suara yang familier. Aku berbalik dan mendapati dirinya...


CW-V91 .


Wajah AsiaMeric itu kini ada di hadapan mata. CJ-X25 yang tadi telah lenyap ditelan bumi dan digantikan sosoknya. Sosok MLB berupa gadis menawan yang telah lama kurindukan.


Namun, tepat saat itu, kulihat sebuah drone mata-mata MLB melayang tak jauh di belakangnya, bersiap-siap menembakkan amunisi aktif kepada kami.


“Suzy!” seruku. Suaraku menggantung-gantung di udara. “Aku mencintaimu!”


Wajah Suzy bersemu merah, lalu segalanya terjadi begitu cepat dan luluh lantak menjadi lembah kematian.


(Juni 2023)


Hanya sebuah tulisan random untuk memenuhi tugas prompt bulanan dari Black Pandora Club, jangan dibawa serius.

Berkomentarlah dengan sopan; ketikanmu adalah bumerang. Jangan lupa, gunakan akun Google untuk berkomentar, jangan sampai ada Anonim di antara kita.

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم