Mengenal Robusta, Komunitas Bookstagram yang Tak Henti-hentinya Beramal Sembari Menggiatkan Literasi di Era Digital


Di tengah ingar-bingar perkembangan teknologi di era digital ini, ironisnya tingkat literasi di Indonesia ternyata masih jauh—sangat jauh, malahan—dari kata cukup. Bahkan menurut statistik, Indonesia saja menduduki peringkat 10 terbawah negara dengan minat literasi terendah. Coba bayangkan, dari 180 negara, posisi Indonesia berada di urutan 10 terakhir. Apa nggak malu?


Walaupun sekarang arus informasi sedang deras-derasnya, kebanyakan orang-orang lebih suka dengan konten-konten konsumtif dan serba instan yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya kemampuan berpikir kritis dan tingkat literasi seseorang. Dibuktikan dengan enggannya banyak orang untuk mencari kebenaran informasi yang didapatnya sehingga mereka lebih rentan termakan hoaks dan jadi korban scam.


Nggak heran sih belakangan ini banyak orang yang salah target dan jadi korban bullying di sosial media cuma karena si netizen kita yang malas baca ini suka mencerna informasi setengah-setengah saja. Dan baru-baru ini banyak juga, loh, yang kena scam sampai ratusan juta karena minimnya literasi. Apalagi, dalam bersosial media saja, banyak orang yang suka bertanya, padahal jawabannya sudah ada sedari awal.


Namun, pada saat menurunnya tingkat literasi anak bangsa ini, sebenarnya ada banyak individu, komunitas-komunitas kecil, hingga organisasi-organisasi besar yang berjibaku memperbaiki kemerosotan literasi meski tidak memberikan dampak yang merata dan terlalu signifikan, sebab keterbatasan dan faktor-faktor lain yang dapat menghambat upaya ini.


Demikian dengan Robusta, sebuah komunitas bookstagram yang sudah menjadi rumah kedua saya selama setahun belakangan. Selama itu, saya dapat dengan jelas melihat apa dampak dan pengaruh komunitas sederhana ini atas usahanya dalam menggerakkan literasi sembari menebar kebaikan (beramal).


Robusta itu apa, sih?


Kalau kamu denger Robusta pasti yang kamu pikirkan adalah salah satu jenis kopi. Yap, benar, entah bagaimana, komunitas ini memang sarat akan kopi. Entah karena penggagas Robusta ini memang suka kopi atau gimana, tapi begitulah—kopi adalah perwakilan identitas komunitas ini.


Logo Robusta

Robusta merupakan akronim dari Roeang Boekoe Booksta, yang tak lain adalah rumah—tempat bernaung dan berkumpulnya orang-orang dengan satu hobi yang sama: membaca.


Menelisik ke belakang, Robusta digagas oleh tiga orang hebat (yang tak ingin disebutkan namanya), sebut saja mereka Kak R, Kak D, dan Kak E. Waktu itu, fokus utamanya ialah ingin melakukan dakwah literasi dengan tujuan menyemarakkan baca buku digital melalui platform buku elektronik berlangganan besutan Gramedia yaitu Gramedia Digital. Lalu, di kemudian hari kegiatan baca buku digital ini mulai merambah ke penyedia buku elektronik lain seperti Google Playbook.


Dan akhirnya, karena hasrat bergelora demi menyebar dan menggerakkan literasi, tercetuslah ide untuk membuat ruang agar bisa menampung para pecinta buku di Instagram untuk ngumpul dan ngobrol satu sama lain. Namun, karena jumlah anggota yang mulai membludak, akhirnya dibuatlah wadah yang lebih besar dan “Obrolan Gramdig” kemudian berakhir di grup WhatsApp karena di sana lebih fleksibel dan leluasa.


Hari demi hari berlalu, anggotanya kini mencapai ratusan, dan grup ini mulai melakukan branding dari perubahan nama, penetapan logo, warna, pembukaan akun sosial media resmi, dan lain-lain. Setelah kesepakatan antar anggota dengan melakukan voting, lahirlah Robusta.


Menurut seorang penggagas, buku dan kopi bagai dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Apalagi, dari akronimnya, Roeang Boekoe Booksta, sebutan ini sudah sangat mewakili komunitas ini sebagai tempat berkumpulnya para pecinta buku di Instagram (bookstagram).


Hasil lain dari semua kesepakatan ini juga melahirkan sebutan Arabica yang mewakili Anggota Robusta yang Hobi Baca. Tentu saja, Barista—Barisan Ribet Robusta—yang berperan untuk menjalankan kegiatan operasional Robusta seperti hibah dan pinjam buku, sedekah literasi, challenge, diskusi, bincang buku, giveaway dadakan, dan masih banyak lagi.


Kata Arabica tentang Robusta


Semua member dari komunitas ini adalah orang-orang yang luar biasa, keren dan multitalenta. Ada penulis, editor, penerjemah, pendesain cover, ada yang ahli bookpanting, masyaallah... luar biasa.  

   Robusta juga memberi kita jalan pintas buat bertemu orang yang memiliki kesamaan minat dengan kita. Nggak perlu takut buat sharing hal-hal mengenai dunia literasi karena khawatir bahasan kita dianggap garing. Di sini, kita menjadi lebih enjoy menekuni hobi membaca....

   ...setelah bergabung dengan grup ini, aku menemukan banyak orang-orang yang baik dan luar biasa. Terutama dalam hal berbagi, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dengan cara meneladani sikap-sikap baiknya. —Kak Yuliani


Robusta adalah komunitas yang menghadirkan teman tumbuh yang suka menularkan semangat kebaikan...


Mulai dari racun buku yang bukan sekedar racun, tapi aksesa baca gratis ke beberapa akun Playbook dan Gramedia Digital. Juga cara jadi konten kreator buku, tips kesehatan, segala meme atau stiker lucu dibagikan dan diobrolin di komunitas ini. —Kak Fatimah


Dari komunitas ini aku belajar banyak hal. Mulai dari belajar supaya lebih low profile karena masih banyak orang-orang super di luar sana yang humble-nya, masyaallah, gemar berbagi, ngingetin buat enggak riya, pamrih, dan amalan-amain lain yang sederhana tapi sering terlewat. —Kak Shita


Seperti kejutan untukku, seorang introver yang menginginkan ruang yang nyaman dan aman. Sebuah ruang yang benar-benar memiliki tujuan positif, melakukan hal-hal positif, dan menghasilkan hal yang positif juga. Aku kagum dengan aturan tegas yang diberlakukan. Meskipun kita diberikan kesempatan untuk melakukan hal kita sukai, kita diingatkan untuk tetap memahami batasan agar bisa membedakan hal-hal yang saat ini semakin tipis dan samar. Melakukan hal yang disukai bukan berarti melakukannya dengan suka-suka atau sesuka hati yang berujung melukai orang lain. Aku senang bisa berada di dalam bagian komunitas ini. —Kak Sia


Pada akhirnya, Robusta adalah kita semua. Robusta adalah rumah yang memungkinkan kita tumbuh, berkembang, dan terus berjalan...

—Kak Rifqah


Akhir Kata

Selama setahun belakangan ini saya menyadari betapa komunitas ini membawa perubahan besar bagi diri saya.


Robusta membuat semua orang setara. Tidak peduli apa pun latar belakangmu, kamu akan selalu diterima dan diperlakukan sama. Tak hanya menebar kebaikan dan menggerakkan literasi, Robusta membuat kita lebih bersyukur dan melihat refleksi—bagaimana kedepannya hal-hal kecil yang kita lakukan akan berdampak besar bagi diri sendiri maupun orang lain.

4 Komentar

Berkomentarlah dengan sopan; ketikanmu adalah bumerang. Jangan lupa, gunakan akun Google untuk berkomentar, jangan sampai ada Anonim di antara kita.

  1. wah, keren, kak 💯

    BalasHapus
  2. 🥺🥺🥺
    Sayang Robusta 💕💕💕

    BalasHapus
  3. Hua...keren kak, jujur aku bangga jadi bagian dari Robusta Literasi ❤️

    BalasHapus
  4. Keren kak!!!! Bangga banget jadi bagian dr robusta literasi 💗
    Sayang Arabika dan Barista banyak-banyak 💗💗

    BalasHapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama